KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK SEBAGAI PEMICU GEJALA TRAUMA: TINJAUAN NEUROPSIKOLOGI DALAM MEKANISME PEMROSESAN EMOSI

Penulis

  • Shahnaz Safitri Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Kata Kunci:

kekerasan seksual, pemrosesan emosi, post-traumatic stress disorders

Abstrak

Kekerasan seksual pada anak (KSA) adalah kejahatan yang paling banyak terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2018. Salah satu efek KSA yang umum terjadi ialah Post-Traumatic Stress Disorders (PTSD), dengan gejala rasa takut yang persisten dan tidak terkendali terhadap kekerasan dan tergeneralisasi kepada berbagai simbol di lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa KSA merupakan kasus unik yang mampu menumbuhkan PTSD secara jangka panjang. Di sisi lain, penelitian lainnya menunjukkan bahwa tidak seluruh korban KSA akan mengalami PTSD. Dengan menggunakan sudut pandang neuropsikologi, diperoleh gambaran mekanisme kerja otak dan sistem saraf yang berperan di dalam terbentuknya gejala PTSD pada KSA, berikut perbandingannya dengan anak lain dengan pengalaman traumatis maupun tipikal. PTSD bersumber dari deaktivasi area frontalis, degenerasi hipokampus, dan hiperreaktivitas amigdala yang bersama-sama membentuk siklus pemrosesan emosi yang abnormal. Lebih lanjut, korban KSA dengan PTSD memiliki volume hipokampus dan saraf yang signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok anak lainnya. Dalam hal ini, area hipokampus yang kecil menjadi kondisi premorbid dari kecenderungan untuk mengalami PTSD setelah pengalaman KSA.

Unduhan

Diterbitkan

01.08.2018